Minggu, 08 Januari 2017

Membahas makalah tentang jurnal “Substance Flow Analysis of Mercury from Industrial Waste Water Treatment Facility”

Latar Belakang
Mercury merupakan bahan kimia yang menjadi perhatian dalam masyarakat internasional, baru-baru ini UNEP (United Nations Environment Programme) telah mengadopsi Minamata Konvensi merkuri sebagai tindakan internasional di seluruh dunia. Mercury adalah zat yang memiliki efek yang merugikan pada kesehatan manusia dan lingkungan dengan menggunakan bio-accmulation dikelola oleh manajemen zat menjadi salah satu prioritas sasaran utama. Dalam rangka untuk mengelola zat kimia dalam ringkup lingkungan yang berbahaya maka sumber dan aliran kuantitatif merkuri harus ditentukan. Namun, ada  beberapa yang harus diperlukan dalam mengevaluasi kuantitatif, perilaku dan aliran merkuri dalam banyak sumber-sumber industri.

Tujuan masalah
Mengetahui cara menangani masalah yang terjadi pada limbah merkuri di industry dengan menggunakan cara sebagai berikut.
1.     Menganalisis aliran zat (SFA) dari merkuri yang dilakukan pada  limbah dari fasilitas pengolahan air limbah industri dengan menganalisis zat kimia yang berbahaya dengan menggunakan 45 sampel.
2.    Mengetahui Data mengenai emisi, aliran dan distribusi merkuri pada limbah dari berbagai proses industri dan sumber yang sangat terbatas.
3.    Untuk menentukan perilaku pada merkuri dalam sistem pengolahan air limbah dengan menggunakan perangkat lunak SFA STAN.

Rumusan masalah
Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada limbah mercury di dalam industry serta mengetahui cara penangannya.
1.     Bagaimana cara mengetahui apakah hasil pembuangan limbah industry terdapat zat kimia berupa mercuri?
2.    Bagaimana mengurangi kesalahan yang terjadi dalam melakukan penelitaan serta mengurangi kesalahan yang mengakibatkan teori kesalahan propagasi?
3.    Apa akibat dari limbah indstri yang memiliki zat mercuri?

Pembatasan masalah
Dalam penelitian ini, hanya membatasi masalah yang terjadi dalam aliran zat (SFA) dari merkuri yang dilakukan pada bahan limbah dari fasilitas pengolahan air limbah di industri.
1.     Mengolah Limbah air pada industri.
2.    menentukan tingkat dan aliran merkuri pada industri.
3.    Mengolah lumpur pada hasil limbah dari industri.





Pembahasan

Bahan dan metode
Pengambilan sampel dan pengumpulan situs sampel dilakukan untuk mengetahui aliran merkuri yang terjadi pada fasilitas pengolahan air limbah industri. Situs ini terletak di Kyoungbook Provinsi di Korea Selatan. Situs ini terdiri dari dua lokasi pengobatan (Site # 1-57,000 ton / hari, Site # 2 43.000 ton / hari) dengan proses pengobatan sekunder. Proses pengolahan air limbah utama meliputi ruang grit, tangki pemukiman utama, pengolahan biologis (bioreaktor), tangki pemukiman sekunder, lumpur konsentrator, lumpur digester, filtrasi dan proses dehidrasi. Pada proses ini dapat dilihat berupa secara rinci pada Gambar 1.

Pengumpulan sampel dan Analisis
Sebanyak 45 sampel yang didapatkan dari 15 lokasi di berbagai tempat dengan melakukan pengmbilan data selama tiga hari berturut-turut dari fasilitas pengolahan air limbah industri. Rata-rata hasil sampel dari 15 lokasi tersebut di dapatkan data berupa influen, limbah, lumpur mentah, airnya lumpur, filtrat dehidrasi dan kimia baku koagulan. sampel tersebut kemudian di teliti untuk mengetahui kadar  merkuri yang terkandung dalam sampel tersebut serta menggunakan software SFA untuk mengurangi kesalahan yang terjadi. Gambar 1 menampilkan lokasi rinci dari sampel untuk analisis merkuri dari fasilitas perawatan.


Gambar 1. Mercury titik sampling dari proses pengolahan air limbah di fasilitas pengolahan air limbah industry.


Analisis Arus substansi
aliran zat dianalisis berdasarkan data dari investigasi lapangan dan limbah sampling. analisis aliran tersebut telah dicapai dengan menggunakan MFA Stan 2,5 Software. Dalam penelitian ini sampel diambil selama tiga hari berturut-turut pada proses pengolahan lumpur di berbagai lokasi industri. Oleh karena itu batas sistem analisis aliran zat ditetapkan untuk proses pengolahan lumpur di fasilitas tersebut. Dalam rangka untuk mengurangi kesalahan data, studi dimanfaatkan ini rekonsiliasi data Stan 2,5. Revisi data Stan 2,5 dicapai berdasarkan metode kuadrat terkecil (Persamaan. 1) dan teori kesalahan propagasi (Persamaan. 2) seperti ditunjukkan di bawah persamaan.


Hasil Pembahasan
aliran merkuri ditentukan oleh sejumlah sampel yang dikumpulkan dari situs. Tabel 1 menunjukkan hasil aliran merkuri dari berbagai sumber seperti influen, limbah, lumpur, filtrat konsentrasi, lumpur dehidrasi dan filtrat. Perlu dicatat bahwa input dan output analisis yang telah dilakukan untuk menjaga keseimbangan massa merkuri dalam sistem batas yang ditetapkan. analisis tersebut digunakan untuk konsentrasi merkuri dan fluks dalam proses pengolahan air limbah di lokasi.
Tabel hasil keseimbangan 1. Mercury dari berbagai sumber di fasilitas pengolahan air limbah industry

Hasil rentang  minimum dan jumlah maksimum pada merkuri dengan menggunakan hasil pengambilan sampel merkuri dan fluks.
Pada gambar 2 menunjukkan aliran lumpur di proses pengolahan air limbah. Setelah konsentrator, kebanyakan produk berair pindah ke filtrat terkonsentrasi (978 ton / d), sedangkan setelah pencernaan, sejumlah besar lumpur yang dihasilkan sebagai lumpur dehidrasi untuk perawatan akhir lanjut.

Gambar 2. Aliran limbah di fasilitas pengolahan air limbah industry

Pada gambar 3 menunjukkan SFA merkuri fasilitas. Sebagai hasil dari analisis aliran zat merkuri di fasilitas pengolahan air limbah, itu dianalisis bahwa 1.214 ton lumpur dirawat dalam satu hari. Merkuri yang terkandung dalam lumpur bertekad untuk menjadi 12.45g / hari. Ditemukan bahwa sebagian besar merkuri dibuang di lumpur dehidrasi sedangkan sebagian lumpur diedarkan kembali ke filtrat terkonsentrasi. Ini menyiratkan bahwa merkuri yang mengalir ke dalam proses pengolahan lumpur di fasilitas terkonsentrasi pada lumpur mentah di pabrik pengolahan.

Gambar 3. SFA merkuri di fasilitas pengolahan air limbah industry




KESIMPULAN

Dalam penelitian ini, SFA merkuri di fasilitas pengolahan air limbah industri dicapai dengan menggunakan Bahan Arus Stan 2.5 software. Hasil SFA merkuri dari fasilitas pengolahan air limbah telah ditemukan paling jumlah merkuri dibuang sebagai lumpur airnya dicerna dan lumpur industri terkonsentrasi. Sebagai hasil dari SFA, cukup banyak merkuri dapat dimobilisasi oleh aliran limbah padat. Sejak merkuri hadir dalam terutama dicerna lumpur airnya dan airnya kelebihan lumpur ada mungkin diperlukan untuk langkah-langkah yang tepat dan perhatian untuk mengelola kimia dalam pengolahan lumpur setelah pengolahan air limbah sebagai hasil dari produk sampingan.





DAFTAR PUSTAKA


1.     United Nations Environmental Programme, “Global Mercury Partnership Mercury Supply and Storage: U.S. Government Actions to Manage Elemental Mercury”, Cliff Carpenter, U.S. Department of Energy, Stephen Surface, U.S. Department of Defense, Nairobi, Kenya, November 2, (2011).
2.    R. Meij, L. Vredenbregt, H. Winkel, “The Fate and Behavior of Mercury in Coal-Fired Power Plants,” Journal of the Air & Waste Management Association, Vol. 52, pp. 912-917, (2002).
3.    S. Lee, Y. Seo, H. Jang, K. Park, J. Baek, H. An and K. Song, “Speciation and mass distribution of mercury in a bituminous coal-fired power plant,” Atmospheric Environment, Vol. 40, pp. 2215-2224, (2006).
4.    A. Cain, S. Disch, C. Twaroski, J. Reindl and C. Case, “Substance Flow Analysis of Mercury Intentionally Used in Products in the United States,” Journal of Industrial Ecology, Vol. 11, pp. 1-15, (2007).
5.    S. Balogh and Y. Nollet, “Mercury mass balance at a wastewater treatment plant employing sludge incineration with offgas mercury control”, Science of The Total Environment, Vol. 389, pp. 125-131, (2008).
6.    T. Mlakar, M. Horvat, T. Vuk, A. Stergarsek, J. Kotnik J. Tratnik and V. Fajon, “Mercury species, mass flows and processes in a cement plant,” Fuel, Vol. 89, pp. 1936-1945, (2010).
7.    J. Sznopek and T. Goonan, “The Materials Flow of Mercury in the Economies of the United States and the World”, U.S. Geological Survey Circular, (2013).
8.    O. Cencic and H. Rechberger, “Material flow analysis with Software STAN, Journal of Environment Engineering and Management,” Environmental Engineering and Management Journal, Vol. 18, pp. 3-7, (2008).
9.    M. Bonnin, C. Azzaro-Pantel, L. Pibouleau, S. Domenech and J. Villeneuve, “Development and validation of a dynamic material flow analysis model for French copper cycle”, Chemical Engineering Research and Design, Vol. 91, pp. 1390-1402, (2013).



SUMBER : http://gvschoolpub.org/journals/AJMSM/vol1_no1_2016/2.pdf

Mahasiswa dalam hitam putih kehidupan kampus

Menyandang predikat mahasiswa adalah dambaan banyak orang Banyak hal yang membuat predikat yang satu ini menjadi incaran dan rebutan bagi siapapun yang doyan kenikmatan dunia, antara lain memuaskan dahaga akan ilmu, atau ingin meningkatkan status sosial ekonomi kelak di kemudian hari, bahkan ada juga yang sekedar buat gengsi dan kesenangan. Berbagai alasan inilah yang kelak akan menentukan tipe mahasiswa apakah dia ketika berkiprah di bangku perkuliahan, di samping faktor lain yaitu pergaulan yang dipilih.
Ketika pertama kali menginjakkan kaki di sebuah perguruan tinggi, yang terlintas dalam benak kebanyakan mahasiswa adalah bagaimana supaya dapat kuliah dengan baik, mencapai cita-cita yang sejak awal dibawa dari kampung atau tempat asal, seterusnya mendapat pekerjaan yang baik. Gambaran tentang kehidupan kampus yang sebenarnya masih tampak buram.
Tetapi apa yang terjadi kemudian, selang beberapa waktu kemudian terjadi perubahan seiring dengan perjalanan akademik mahasiswa. Setiap orang mulai memilih jalannya sendiri-sendiri. Apakah dari segi teman sepergaulan, termasuk kegiatan kampus apa yang dilakoni, juga di organisasi mana tepat berkiprah. Semua itu tergantung dari pemahaman dan idealisme masing-masing. Maka jadilah mahasiswa itu bergolong-golongan dengan karakteristik yang berbeda-beda pula.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi informasi dan komunikasi yang mewarnai era yang serba cepat ini. Yang mengakibatkan merebaknya berbagai pemahaman dan ideologi atau pemikiran yang beraneka macam di kalangan mahasiswa. Kondisi ini, tak ayal mempengaruhi kelakuan mahasiswa itu sendiri beserta gaya hidupnya yang datang dari pemikiran yang dianutnya.
Pemikiran yang datang dari barat seperti paham kebebasan (liberalisme), hedonisme, sekularisme, kapitalisme dan sosialisme, termasuk pluralisme dan sinkretisme, mau tak mau harus dikonsumsi oleh berbagai kalangan Termasuk mahasiswa sebagai bagian dari target propaganda pemikiran tersebut. Yang kemudian memaksa banyak mahasiswa untuk berpaham machiaveli (menghalalkan segala cara) untuk mencapai segala keinginannya sebagai refleksi dari pemikiran-pemikiran ini. Menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar. Hidup dianggap syurga, kuliah dianggap tamasya dan melupakan alam yang kekal. Bergelimang dalam kesesatan, terperangkap dalam dosa. Mengejar kenikmatan sesaat. Walhasil, banyak mahasiswa yang terperangkap oleh kehidupan pragmatis.
Di tengah-tengah kehidupan kampus yang nyaris merampas seluruh waktu dan tenaga lebih-lebih materi. Kuliah yang harus tepat waktu, memburu dead-line tugas-tugas membosankan pemberian dosen, obrolan sia-sia dan menjemukan dengan teman se-gank. Belum lagi ditambah masalah pribadi dan keluarga. Semua itu nyaris membuat banyak mahasiswa enggan untuk melirik sisi lain dari kehidupan ini. Suatu dimensi kehidupan dimana yang menjadi target adalah keridhaan Allah dan alam akhirat. Yang familiar dengan sebutan hidup fii sabilillaah.
Tak bisa disangkal bahwa tidak semua mahasiswa terperangkap dengan fakta kehidupan. Banyak juga yang memilih untuk mempersembahkan diri dan hidupnya untuk menegakkan kebenaran, menjadi generasi peduli umat. Mengorbankan harta, kuliah, untuk tegaknya kalimat Laailaahaillallaah Muhammadurrasullullaah, sebagai suatu simbol kebenaran dan kemuliaan sejati. Berjuang membebaskan manusia dari segala pemikiran-pemikiran sesat, yang tak jarang datang dari kalangan mahasiswa teman sepergaulan.
Kehidupan kampus yang merupakan salah satu bagian dari proses kehidupan, ternyata mampu memberikan gambaran masa depan setiap personal yang terlibat di dalamnya. Ini bisa dilihat dari out put yang telah tercover menjadi sarjana. Jalan hidup yang dipilihnya rata-rata hanyalah melanjutkan aktivitas yang dibiasakannya ketika di bangku perkuliahan, demikian juga halnya dari segi pemikirannya. Benarlah sebuah maksim bahwa “Custom make all thing easy”, kebiasaan membuat segalanya mudah.
Oleh karena itu hendaklah mahasiswa sedini mungkin pandai-pandai mendeteksi exixtensi berbagai pengaruh yang setiap saat menyerang pemikirannya. Yang tentu saja pemikiran itu akan mempengaruhi pola kehidupannya, sekarang, dan nanti.



https://bengkuluutara.wordpress.com/2008/05/26/mahasiswa-dalam-hitam-putih-kehidupan-kampus/



KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan ke Khadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas softskill Ilmu Sosial Dasar tentang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Masyarakat, memberikan informasi dan menjelaskan pengertian ilmu pengetahuan, teknologi, dan juga masyarakat. Makalah  ini diharapkan dapat dijadikan acuan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penyusunan Makalah ini.
            Penyelesaian  Makalah  ini tidak terlepas dari bantuan dari narasumber yang membantu saya dalam penyelesaian makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih. Sebagaimana pepatah “ Tak ada gading yang tak retak”, begitu juga dalam penyusunan Makalah  ini pasti ada kekurangan. Oleh karena itu kami menantikan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.
            Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.Amin.








                                                                                                Penulis,












                                                                                                                  



DAFTAR ISI

                                   
KATA PENGANTAR  ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................              ii

BAB I  PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang ...................................................................................              1
B.       Tujuan Makalah .....................................................................................               2
C.       Rumusan Masalah  ................................................................................                2

BAB II   PEMBAHASAN MATERI
A.       Teknologi dan Kemiskinan....................................................................                 3
1.    Teknologi  ........................................................................................               3
2.    Kemiskinan  .....................................................................................               4
3.    Teknologi Dan Kaitannya Dengan Kemiskinan ..............................                   5
B.       Pelapisan sosial dan Kesamaan derajat  ...............................................                  6
1.      Pelapisan Sosial  ..............................................................................                6
2.      Terjadinya Pelapisan Sosial ............................................................                  7
3.      Kesamaan Derajat ...........................................................................                8
C.       Dampak positif dan negative dari canggihnya teknologi .....................                     12
1.      Perkembangan Teknologi ...............................................................                 12
2.      Dampak – dampak dari Kemajuan Teknologi Komunikasi ...........                    13

BAB III KESIMPULAN
A.     Kesimpulan ........................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA  ...................................................................................            ii




BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang

Hubungan adalah kesinambungan interaksi antara dua orang atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu akan yang lain. Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan sering sekali dikaitkan dengan ilmu pengetahuan. Banyak orang yang menilai bahwa orang yang miskin itu berarti orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang kurang sehingga mereka tidak mampu untuk mencapai penghasilan yang banyak, atau bahkan ereka cenderung malas untuk bekerja. Hal ini juga berkaitan dengan kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak orang yang terus menerus menggali ilmu utuk dapat menciptakan sesuatu yang baru dan mempermudah pekerjaan individu atau kelompok. Tetapi tanpa sadar memiliki dampak negatif bagi kalangan masyarakat tertentu. Sehingga menyebabkan perekonomian yang tidak merata.
Pengaruh pelapisan sosial merupakan gejala umum yang dapat ditemukan di setiap masyarakat pada segala zaman. Betapapun sederhananya suatu masyarakat gejala ini pasti dijumpai. Pada sekitar 2000 tahun yang lalu, Aristoteles menyatakan bahwa di dalam setiap negara selalu terdapat tiga unsur yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka yang ada di tengah-tengah. Pernyataan tiga tokoh di atas membuktikan bahwa pada zaman ketika mereka hidup dan dapat diduga pula pada zaman sebelumnya, orang-orang telah meyakini adanya sistem pelapisan dalam masyarakat, yang didalam studi sosiologi disebut pelapisan.
Dalam berkembangnya zaman, Kehidupan manusia yang bermula dari kesederhanaan kini menjadi kehidupan yang bisa dikategorikan sangat modern. Di era sekarang, segala sesuatu dapat diselesaikan dengan cara-cara yang praktis. Hal ini merupakan dampak yang timbul dari hadirnya teknologi. Teknologi komunikasi adalah sistem elektronik yang digunakan untuk berkomunikasi antar individu atau kelompok orang.

B.            Tujuan Penulisan Makalah

Maksud dan tujuan dari penulisan makalah kali ini adalah untuk memenuhi tugas softskill Ilmu Sosial Dasar tentang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Masyarakat, memberikan informasi dan menjelaskan pengertian ilmu pengetahuan, teknologi, dan juga masyarakat.

C.            Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Teknologi dan Kemiskinan ?
2.      Bagaimana hubungan atau kaitannya Teknologi dengan Kemiskinan ?
3.      Apa yang dimaksud dengan Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat ?
4.      Bagaimana hubungan antara Pelapisan Sosial dengan Kesamaan Derajat ?
5.      Bagaimana Perkembangan Teknologi ?
6.      Bagaimana Dampak yang ditimbulkan dari Canggihnya Teknologi ? 


















BAB II
PEMBAHASAN MATERI

A.            TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN

1.        Teknologi
Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Dalam memasuki Era Industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi karena teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan melalui industri.
Sebagian beranggapan teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru. namun, teknologi itu telah berumur sangat panjang dan merupakan suatu gejala kontemporer. Setiap zaman memiliki teknologinya sendiri.
a.         Kemajuan Teknologi
Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas tradisional seperti bercocok tanam, membuat baju, atau membangun rumah.
Ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu :
1)        Kemajuan teknologi yang bersifat netral (bahasa Inggris : neutral technological progress) Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor – faktor pemasukan (input) yang sama.
2)        Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (bahasa Inggrislabor-saving technological progress) Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.
3)        Kemajuan teknologi yang hemat modal (bahasa Inggriscapital-saving technological progress) Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.
Pengalaman di berbagai negara berkembang menunjukan bahwa campur tangan langsung secara berlebihan, terutama berupa peraturan pemerintah yang terlampau ketat, dalam pasar teknologi asing justru menghambat arus teknologi asing ke negara-negara berkembang.
Di lain pihak suatu kebijaksanaan 'pintu yang lama sekali terbuka' terhadap arus teknologi asing, terutama dalam bentuk penanaman modal asing(PMA), justru menghambat kemandirian yang lebih besar dalam proses pengembangan kemampuan teknologi negara berkembang karena ketergantungan yang terlampau besar pada pihak investor asing, karena merekalah yang melakukan segala upaya teknologi yang sulit dan rumit.

2.      Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup: Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhanpangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.

3.      Teknologi Dan Kaitannya Dengan Kemiskinan
Teknologi dan Kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas. Bagi siapa saja yang bisa menguasai IPTEK maka ia akan bisa maju dan berkembang di era globalisasi sekarang ini. Dan bagi yang tidak bisa menguasai IPTEK maka akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan zaman. Bila perkembangan zaman terus melaju pesat sedangkan ada masyarakat yang buta dengan IPTEK maka mereka akan tertinggal dan mungkin saja bisa menjadi miskin karena cara lama yang mereka gunakan sudah tidak efektif dan efisien lagi di zaman sekarang ini.Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi.
IPTEK tidak terlepas pula dari kemiskinan dan kemiskinan tidak telepas pula dari kehidupan masyarakat. Kemiskinan dalam bidang ekonomi selalu menjadi kendala di negara-negara berkembang. Sangat sulit negara untuk memberantas kemiskinan. Sebenarnya jika kita semua memanfaatkan IPTEK maka kita semua dapat memberantas kemiskinan yang ada. Tidak akan ada lagi pengamen, pengemis, dan pekerjaan tidak layak lainnya. Kemiskinan terjadi karena rendahnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan yang rendah. Semua dapat teratasi dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.












B.            PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT
1.      Pelapisan Sosial
Pengaruh pelapisan sosial merupakan gejala umum yang dapat ditemukan di setiap masyarakat pada segala zaman. Betapapun sederhananya suatu masyarakat gejala ini pasti dijumpai. Pada sekitar 2000 tahun yang lalu, Aristoteles menyatakan bahwa di dalam setiap negara selalu terdapat tiga unsur yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka yang ada di tengah-tengah.
Adam Smith membagi masyarakat ke dalam tiga kategori yaitu orang-orang yang hidup dari penyewaan tanah, orang-orang yang hidup dari upah kerja, dari keuntungan perdagangan. Sedangkan Thorstein Veblen membagi masyarakat ke dalam dua golongan yang pekerja, berjuang untuk mempertahankan hidup dan golongan yang banyak mempunyai waktu luang karena kekayaannya.
Pernyataan tiga tokoh di atas membuktikan bahwa pada zaman ketika mereka hidup dan dapat diduga pula pada zaman sebelumnya, orang-orang telah meyakini adanya sistem pelapisan dalam masyarakat, yang didalam studi sosiologi disebut pelapisan.
Sedangkan pelapisan sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau para warga masyarakat ke dalam kelas secara hierarkis (bertingkat). Perwujudan adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah di dalam masyarakat.
Di dalam masyarakat terdapat pelapisan sosial yang akan selalu ditemukan dalam masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai demikian menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya “Setangkai Bunga Sosiologi”, sesuatu yang dihargai itu adalah uang atau benda-benda yang lain yang bernilai ekonomis, politis, agamis, sosial maupun kultural.
Adanya kelas yang tinggi dan kelas yang rendah itu disebabkan karena di dalam masyarakat terdapat ketidakseimbangan atau ketimpangan (inequality) dalam pembagian sesuatu yang dihargai yang kemudian menjadi hak dan kewajiban yang dipikul dari warga masyarakat ada segolongan orang yang mendapatkan pembagian lebih besar dan ada pula mendapatkan pembagian lebih kecil, sedangkan yang mendapatkan lebih besar mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi, yang mendapatkan lebih kecil menduduki pelapisan yang lebih rendah. Pelapisan mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama atau organisasi sosial.
Pelapisan sosial merupakan hasil dari kebiasaan manusia berhubungan antara satu dengan yang lain secara teratur dan tersusun biak secara perorangan maupun kelompok, setiap orang akan mempunyai situasi sosial (yang mendorong untuk mengambil posisi sosial tertentu. (Drs. Taufik Rahman Dhohir, 2000).

2.      Terjadinya Pelapisan Sosial
Terjadinya Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu:
1)      Terjadi dengan Sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
2)      Terjadi dengan Sengaja
Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem, yaitu:
a.         Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
b.        Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas ( Vertikal ).
3)      Perbedaan sistem pelapisan dalam masyarakat
Masyarakat terdiri dari berbagai latar belakang dan pelapisan sosial yang berbeda-beda. Pelapisan sosial merupakan pemilah-milah kelompok sosial berdasarkan status, strata dan kemampuan individu tersebut yang terjadisecara alami didalam masyarakat. Terjadinya pelapisa sosial berdasarkan adanya cara pandang masyarakat yang berbeda-beda dengan dilatarbelakangi oleh status sosial, strata sosial dan kemampuan ekonomi yang berbeda-beda. Adapun perbedaan sistem pelapisan dalam masyarakat.
a.       Sistem pelapisan masyarakat tertutup diantaranya, Kasta Brahmana (pendeta), Kasta Ksatria (golongan bangsawan), Kasta Waisya (golongan pedagang), Kasta Sudra (golongan rakyat jelata) dan Kasta Paria (golongan orang yang tidak memiliki kasta).
b.      Sistem pelapisan masyarakat terbuka. Setiap orang mempunyai kesempatan untuk menempati jabatan, jika orang tersebut menpunyai kemampuan pada bidang tersebut.
Kesamaan derajat terjadi karena adanya perbedaan kemampuan yang terjadi dalam bermasyarakat. Oleh sebabitu munculah lapisan-lapisan yang dapat menyatukan hal yang awalnya berbeda kemudian menjadi satu, hal tersebut tercantum dalam Undang-Undang 1945 tentang hak asasi manusia.
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
4)      Beberapa teori tentang pelapisan social
Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
a.       Kelas atas (upper class).
b.      Kelas bawah (lower class).
c.       Kelas menengah (middle class).
d.      Kelas menengah ke bawah (lower middle class).
Beberapa teori tentang pelapisan masyarakat dicantumkan di sini :
a.       Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
b.      Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.
c.       Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda.
d.      Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).
e.       Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.

3.      Kesamaan Derajat
a.       Tentang kesamaan derajat
Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungankan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang-undangan atau Konstitusi. Undang-undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai faktor kehidupan.
Pelapisan sosial dan kesamaan derajat mempunyai hubungan, kedua hal ini berkaitan satu sama lain. Pelapisan soasial berarti pembedaan antar kelas-kelas dalam masyarakat yaitu antara kelas tinggi dan kelas rendah, sedangkan Kesamaan derajat adalah suatu yang membuat bagaimana semua masyarakat ada dalam kelas yang sama tiada perbedaan kekuasaan dan memiliki hak yang sama sebagai warga negara, sehingga tidak ada dinding pembatas antara kalangan atas dan kalangan bawah.
b.      Pasal-Pasal di dalam UUD 45
tentang persamaan hak UUD 1945 menjamin hak atas persamaan kedudukan, hak atas kepastian hukum yang adil, hak mendapat perlakuan yang sama di depan hukum dan hak atas kesempatan yang sama dalam suatu pemerintahan.
Setiap masyarakat memiliki hak yang sama dan setara sesuai amanat UUD 1945, yaitu Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan,” setiap warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualiannya”. Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 menyatakan,” setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.”
Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 menyatakan,” setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”. Pasal 28I ayat (2) UUD 1945 menyatakan, ”Setiap orang berhak bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapat perlindungan ddari perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”. Norma-norma konstitusional di atas, mencerminkan prinsip-prinsip hak azasi manusia yang berlaku bagi seluruh manusia secara universal.
c.       Empat pokok hak asasi dalam 4 pasal yang tercantum pada UUD 45
Hukum dibuat dimaksudkan untuk melindungi dan mengatur masyarakat secara umum tanpa adanya perbedaan. Jika dilihat, ada empat pasal yang memuat ketentuan-ketentuan tentang hak-hak asasi, yakni pasal 27, 28, 29, dan 31.
Empat pokok hak-hak asasi dalam 4 pasal yang tercantum di UUD 1945 adalah sebagai berikut :
·          Pokok Pertama, mengenai kesamaan kedudukan dan kewajiban warga negara di dalam hukum dan di muka pemerintahan. Pasal 27 ayat 1 menetapkan bahwa “Segala Warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
Di dalam perumusan ini dinyatakan adanya suatu kewajiban dasar di samping hak asasi yang dimiliki oleh warga negara, yaitu kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Dengan demikian perumusan ini secara prinsipil telah membuka suatu sistem yang berlainan sekali daripada sistem perumusan “Human Rights” itu secara Barat, hanya menyebutkan hak tanpa ada kewajiban di sampingnya. Kemudian yang ditetapkan dalam pasal 27 ayat 2, ialah hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
·          Pokok Kedua, ditetapkan dalam pasal 28 ditetapkan, bahwa “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh Undang-Undang”.
·          Pokok Ketiga, dalam pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara, yang berbunyi sebagai berikut : “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
·          Pokok Keempat, adalah pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran yang berbunyi : (1) “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran” dan (2) “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang”.



























C.     DAMPAK POSITIF DAN NEGATIVE DARI CANGGIHNYA TEKNOLOGI

1.      Perkembangan Teknologi
Kehidupan manusia yang bermula dari kesederhanaan kini menjadi kehidupan yang bisa dikategorikan sangat modern. Di era sekarang, segala sesuatu dapat diselesaikan dengan cara-cara yang praktis. Hal ini merupakan dampak yang timbul dari hadirnya teknologi. Teknologi komunikasi adalah sistem elektronik yang digunakan untuk berkomunikasi antar individu atau kelompok orang. Teknologi komunikasi menfasilitasi komunikasi antar individu atau kelompok orang yang tidak bertemu secara fisik di lokasi yang sama. . Salah satu contoh fasilitas canggih saat ini adalah handphone.
Di awal kemunculannya,handphone hanya dimiliki oleh kalangan tertentu yang benar-benar membutuhkannya demi kelancaranpekerjaan mereka. Namun, seiring perkembangan zaman, handphone telah dimiliki oleh semua kalangan baik yang benar-benar membutuhkan maupun yang kurang membutuhkan tak terkecuali para remaja. Kini handphone bukan lagi sekadar alat berkomunikasi, tetapi handphone juga merupakan alat untuk mencipta dan menghibur dengan suara, tulisan, gambar, dan video. Para remaja sekarang berlomba-lomba untuk memiliki handphone karena handphone bukan hanya merupakan alat berkomunikasi, namun juga di kalangan remaja handphone sekaligus sebagai gaya hidup, tren, dan prestise.
Selain itu, perkembangan pesat beberapa teknologi komunikasi lainnya seperti Internet berhasil memengaruhi para remaja. Sekarang internet tidak hanya sekadar teknologi untuk berbagi data via e-mail, ftp, dan lain-lain. Namun, internet juga menawarkan berbagai situs yang menyediakan berbagai hal seperti jejaring sosial yang sangat populer dikalangan remaja. Jejaring social ini memungkinkan remaja untuk berkomunikasi dengan orang lain di daerah lain atau di negara lain. Di kalangan remaja, menggunakan teknologi komunikasi, seperti handphone dan internet sebagai alat multifungsi karena multifungsinya tersebut para remaja dapat menggunakan teknologi ini secara positif ataupun negatif tergantung setiap individu. Teknologi komunikasi dapat berupa telpon, telex, fax, radio, televisi, audio video’electronic data interchange and e-mail.


2.      Dampak – dampak dari Kemajuan Teknologi Komunikasi.
a.        Dampak Positif
1.      Internet sebagai media komunikasi, dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
2.      Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
3.      Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www. sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
4.      Fungsi komunitas, internet membentuk masyarakat baru yang beranggotakan para pengguna internet dari seluruh dunia.
5.      Mempermudah proses pembelajaran, Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll.
6.      Mempermudah komunikasi untuk menyambung silaturahmi, seperti pada telepon yang memungkinkan kita berkomunikasi dengan orang di daerah lain ataupun di negara lain
7.      Sarana untuk hiburan. Beberapa perangkat hasil dari teknologi komunikasi menyediakan fasilitas game, audio, dan video.
8.      Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.
9.      Siswa tidak gagap teknologi, siswa dapat mengikuti perkembangan era teknologisasi dunia dan siswa dapat lebih produktif, efektif dan efisien dalam waktu, energi dan biaya karena ada sarana komunikasi yang memudahkan urusannya.

b.        Dampak Negatif
1.      Pornografi
2.      Violence and Gore, Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan di internet.
3.      Penipuan
4.      Carding, Karena sifatnya yang real time (langsung), para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.
5.      Perjudian
6.      Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face).



















BAB III
PENUTUP

A.            Kesimpulan
1.      Teknologi dan Kemiskinan
Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada. Sedangkan Kemiskinan yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Ada kaitan yang erat antara iptek dan kemiskinan yang dialami oleh masyarakat terutama pada negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
2.      Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
Pengaruh pelapisan sosial merupakan gejala umum yang dapat ditemukan di setiap masyarakat pada segala zaman.
Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungankan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan Negara.
Pelapisan sosial dan kesamaan derajat mempunyai hubungan, kedua hal ini berkaitan satu sama lain. Pelapisan soasial berarti pembedaan antar kelas-kelas dalam masyarakat yaitu antara kelas tinggi dan kelas rendah, sedangkan Kesamaan derajat adalah suatu yang membuat bagaimana semua masyarakat ada dalam kelas yang sama tiada perbedaan kekuasaan dan memiliki hak yang sama sebagai warga negara, sehingga tidak ada dinding pembatas antara kalangan atas dan kalangan bawah.
3.      Dampak Positif dan Negative Canggihnya Teknologi
Kehidupan manusia yang bermula dari kesederhanaan kini menjadi kehidupan yang bisa dikategorikan sangat modern. Di era sekarang, segala sesuatu dapat diselesaikan dengan cara-cara yang praktis. Hal ini merupakan dampak yang timbul dari hadirnya teknologi.
Dan dampak yang ditimbulkan sangat terasa sekali oleh kita, jadi janganlah kita menyalah gunakan dari kecanggihan Teknologi saat ini.





DAFTAR PUSTAKA